Minggu, 06 Oktober 2013

Ras Muhamad, duta reggae Indonesia: Love peace, tapi bagaimana bisa damai tanpa keadilan*)

Jakarta (Berdikari Online) - Reggae bukan sekedar genre musik. Lebih daripada itu, dia adalah alat perjuangan yang mengusung budaya pembebasan, kesataraan manusia dan keadilan. Gerbong ini tumbuh dari pergerakan rakyat miskin.

Sejarah Tony Q Rastafara

Sejarah Tony Q Rastafara


Pria asal Semarang, kota kecil di Jawa tengah, Indonesia, terlahir dengan nama Tony Waluyo Sukmoasih. Lahir dari keluarga sederhana, bakat seni nya telah terihat sejak masa kanak-kanak terutama di dalam bidang seni lukis dan musik.Tony berkenalan dengan dunia musik melalui teman-temannya dan banyak terpengaruhi oleh jenis musik rock dan blues.
Selepas menyelesaikan pendidikannya di sekolah kejuruan tehnik (STM) Tony memutuskan untuk memulai karier bermusiknya di kota semarang sebagi pemusik jalanan sejak tahun 1980, hingga membuatnya dekat dengan kehidupan musisi jalanan kota Semarang. Di kota kelahirannya tersebut, Tony sempat membuat album kompilasi anak jalanan dengan teman-temannya dan pernah menjuarai beberapa festival musik jalanan.

PERKEMBANGAN MUSIK REGGAE DI INDONESIA

PERKEMBANGAN MUSIK REGGAE DI INDONESIA

Perkembangan musik Reggae Indonesia bisa dikatakan dalam kondisi di atas angin. Hampir tiga hingga empat even dapat terselenggara dalam setiap minggunya dan puluhan ribu pemuda pemudi di Indonesia ikut berpartisipasi dalam setiap evennya. Bisa dikatakan musik Reggae merupakan musik yang paling digandrungi oleh pemuda pemudi Indonesia di era ini dibandingkan genre musik lainnya.
Namun situasi serta kondisi seperti ini juga akan memaksa para penyelenggara musik, sponsor, komunitas serta musisi Reggae Indonesia untuk dapat menciptakan suasana yang aman dan nyaman dalam mewujudkan karya-karya terbaiknya dan bukan hanya sekedar atau berhenti pada titik memetik dan menikmati hasilnya saja. Akan tetapi tetap bertahan pada garis perjuangan Reggae itu sendiri dan  jangan sampai pihak-pihak tertentu memanfaatkan situasi ini ataupun melemahkan perjuangan Reggae tersebut.
Berbagai perjuangan tersebut-pun akan menemui fase di mana akan terjadi  feedback dari masyarakat secara umum terhadap perkembangan Reggae Indonesia tersebut. Para generasi muda Reggae Indonesia sudah seharusnya kritis dalam memilih dan memilah dalam mengamil keputusan, apa yang seharusnya mereka lakukan bila menemui situasi ataupun kondisi yang kritis seperti yang sedan terjadi pada bangsa ini saat ini.
Nafas Reggae yang sarat akan lirik-lirik yang berisi tentang perjuangan dan pembebasan kaum yang lemah dari penindasan para penguasa-pun sudah seharusnya menjadi darah daging rakyat Reggae Indonesia juga para musisi yang kini dianggap rakyat Reggae Indonesia telah populer.

Minggu, 15 September 2013

Riwayat

nama: andreas willy ois winata
kelas: 11 ips 2
ttl: fajar mataram lampung tengah
hobi: main bola sama mendengarkan musik reagge
saya lahir dari keluarga yang damaidan hatmonis yang mempunyai prangtua yang begitu menyayangi kami anaknya

Sejarah Musik REGGAE Sejarah Musik REGGAE ada yang tau? Kalo berbicara soal musik memang sangat panjang dan lebar mungkin, apalagi kalo kita ngomongin soal jenis/genre musik itu sendiri. Di seluruh dunia genre musik terdiri dari berbagai jenis, ada rock, hardcore, metal tapi kali ini kita bakal bahas soal jenis musik REGGAE. Di tahun 1968 banyak yang menyebutkan sebagai tahun lahirnya musik reggae. Tapi sebenaranya tidak ada kejadian khusus yang menandai musik ini lahir, kecuali beralihnya selera musik masyarakat di Jamaika dari ska dan rock steady yang sempat populer di kalangan anak muda di tahun 60-an ke irama musik jenis baru yang bertempo lebih lambat, bisa di katakan juga hingar bingar tempo cepat dari musik ska dan rock steady kurang mengenal dengan kondisi sosial dan ekonomi di jamaika yang penuh dengan tekanan. Sejarah Musik REGGAE Kata “REGGAE” sendiri diduga berasal dari pengucapan dalam logat afrika dari kata “RAGGED” atau gerak kagok seperti hentakan badan pada orang yang menari dangan iringan musik ska atau reggae. Irama musik reggae sendiri dipengaruhi oleh elemen

music R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (calypso, meringue, rhumba) dan musik rakyat jamaika yang di sebut dengan mento yang kaya dengan irama afrika. Musik reggae sendiri pada awalnya lahir di sebuah jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingston, ibu kota jamaika. Dan disinilah yang menimbulkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae, awal lagu reggae sendiri sarat akan muatan rastafari yaitu kebebasan, perdamaian, keindahan alam, dan gaya hidup yang bohemian. Teknik para musisi ska dan rocksteady dalam memainkan alat musik, banyak ditirukan oleh para musisi reggae, tetapi dengan tempo yang lebih lambat dengan dentum bass dan rhythm guitar yang lebih menonjol, karakter vokalnya pun biasanya lebih berat dengan pola lagu yang seperti pepujian (Chant), dan di pengaruhi pula oleh irama tetabuhan, cara menyanyi dan mistik dari rastafari. Teknik musik yang lebih lambat mendukung penyampaian pesan melalui lirik lagu yang terkait dengan tradisi religi rastafari. Album “Catch A Fire” di tahun 1972 yang di luncurkan oleh Bob Marley and The Wailers dengan cepatnya melambungkan musik reggae hingga keluar jamaika. Dan dengan adanya film The Harder They Come di tahun 1973 yang dimainkannnya irama musik reggae oleh para musisi kulit putih seperti Eric Clapton, Paul Simon, Lee ‘Scratch’ Perry dan UB40 menambah kepopuleran musik reggae, yang kemudian irama musik reggae pun mempengaruhi aliran-aliran musik yang lainnya. BOB MARLEY Bob Marley sendiri terlahir dengan nama Robert Nesta Marley pada February 1945 di St. Ann, Jamaika. Bob Marley berayahkan seorang kulit putih dan mempunyai ibu yang kulit hitam. Di tahun 1950 Bob beserta keluarganya pindah ke ibukota jamaika, dan di kota inilah Bob mempunyai obsesi terhadap musik sebagai profesi. Di saat itu Bob Marley sering mendengarkan musik R&B dan soul, yang kemudian hari menjadi inspirasi irama musik reggae. Selain itu juga di jalanan Kingston Bob Marley menikmati hentakan irama ska dan steadybeat dan kemudian mencoba memainkan sendiri di studio-studio musik kecil di Kingston. Bersama Peter McIntosh dan Bunny Livingston, Bob Marley membentuk sebuah sebuah grup band yang di beri nama The Wailing Wailers yang mengeluarkan album perdana mereka di tahun 1963 dengan hit “Simmer Down”, lirik lagu mereka mengisahkan tentang “Rude Boy” atau anak-anak muda yang mencari identitas diri dan menjadi berandalan di jalanan kota Kingston. Di pertengahan 60-an the Wailing Wailers bubar rehingga membuat Bob Marley patah arang dan kemudian memtusukan berkelana ke Amerika. Di april 1966, Bob kembali ke jamaika dan saat itu bertepatan dengan kunjungan HIM Haile Selassie I (Raja Ethiopia) ke jamaika untuk bertemu dengan penganut rastafari, dan karisma sang raja membuat bob marley menjadi penghayat ajaran rastafari di tahun 1967, dan bersama band barunya The Wailers, Bob Marley menyuarakan nilai-nilai ajaran rasta melalui reggae. Penganut rastafari pun menganggap Bob Marley menjalankan peran profetik seperti halnya para nabi menyebarkan inspirasi dan nilai rasta melalui lagu-lagunya. Di tahun 1978, Bob Marley menerima medali perdamaian dari PBB sebagai penghargaan atas upayanya mempromosikan perdamaian melalui lagu-lagunya, namun sayang, penyakit kanker mengakhiri hidup Bob Marley pada 11 mei 1981 di usia 36 tahun di rumah sakit Miami, AS, seusai menggelar konser di Jerman. DREADLOCK Rambut gimbal atau lazimnya disebut dengan “Dreadlocks” menjadi titik perhatian dalam musik reggae. Saat ini dreadlock selalu di identikan dengan musik reggae, sehingga kebanyakan orang menganggap para pemusik reggae yang melahirkan model rambut gimbal tersebut, tapi padahal jauh sebelum kemunculan musik reggae gaya rambut gimbal telah mengalami sejarah yang panjang. Di tahun 1914 Marcus Gavey memperkenalakan gerakan religi dan penyadaran identitas kaum kulit hitam lewat UNIA. Aspek spiritualis rambut gaya gimbal dalam agama hindu dan kaum tribal afrika di adopsi oleh pengikut gerakan ini, mereka menyebeut diri sebagai kaum “Dread” dan menyatakan memilki rasa gentar dan hormat kepada tuhan, dan rambut gimbal para dread lah yang memunculkan istilah dreadlocks. Saat rastafari menjadi religi yang di kukuhi di tahun 1930-an dreadlocks juga menjelma menjadi simbiolisasi sosial rasta. Simbiolisasi ini sangat telihat di tahun 1930-an, jamaika mengalami gejolak social dan politik, sehingga kelompok rsata pun merasa tidak puas terhadap kondisi sosial dan pemerintah. Dan mereka pun membentuk masyarakat sendiri yang tinggal di tenda-tenda didirikan di antara semak belukar. Kaum ini memiliki tatanan nilai dan praktek keagamaan sendiri, termasuk memelihara rambut gimbal. Namun di pertengahan 1960-an perkemahan kelompok rasta ditutup dan mereka dipindahkan ke daerah Kingston, seperti di daerah Trench Town dan Grenwich, tempat dimana musik reggae lahir. Sejarah Musik REGGAE Ketika musik reggae memasuki arus besar di dunia pada akhir tahun 1970-an, sosok Bob Marley dengan rambut gimbalnya menjadi icon baru yang di puja-puja. Dreadlock pun dengan segera menjadi sebuah tren baru di dunia tata rambut dan cenderung lepas dari nilai spiritualisnya. Apalagi di tahun 1990-an dreadlocks mewarnai musisi-musisi rock dan menjadi bagian dari fashion dunia. Tapi meskipun sekarang identik dengan fashion secara mendasar dreadlock tetap menjadi bentuk ungkapan semangat anti kekerasan, anti kemapanan, dan solidaritas untuk kalangan kaum minoritas yang tertindas. Itulah mungkin sedikit ulasan tentang Sejarah Musik REGGAE.

Senin, 09 September 2013

Sejarah Reggae


Sejarah Musik REGGAE Sejarah Musik REGGAE ada yang tau? Kalo berbicara soal musik memang sangat panjang dan lebar mungkin, apalagi kalo kita ngomongin soal jenis/genre musik itu sendiri. Di seluruh dunia genre musik terdiri dari berbagai jenis, ada rock, hardcore, metal tapi kali ini kita bakal bahas soal jenis musik REGGAE. Di tahun 1968 banyak yang menyebutkan sebagai tahun lahirnya musik reggae. Tapi sebenaranya tidak ada kejadian khusus yang menandai musik ini lahir, kecuali beralihnya selera musik masyarakat di Jamaika dari ska dan rock steady yang sempat populer di kalangan anak muda di tahun 60-an ke irama musik jenis baru yang bertempo lebih lambat, bisa di katakan juga hingar bingar tempo cepat dari musik ska dan rock steady kurang mengenal dengan kondisi sosial dan ekonomi di jamaika yang penuh dengan tekanan. Sejarah Musik REGGAE Kata “REGGAE” sendiri diduga berasal dari pengucapan dalam logat afrika dari kata “RAGGED” atau gerak kagok seperti hentakan badan pada orang yang menari dangan iringan musik ska atau reggae. Irama musik reggae sendiri dipengaruhi oleh elemen

music R&B yang lahir di New Orleans, Soul, Rock, ritmik Afro-Caribean (calypso, meringue, rhumba) dan musik rakyat jamaika yang di sebut dengan mento yang kaya dengan irama afrika. Musik reggae sendiri pada awalnya lahir di sebuah jalanan Getho (perkampungan kaum rastafaria) di Kingston, ibu kota jamaika. Dan disinilah yang menimbulkan gaya rambut gimbal menghiasi para musisi reggae, awal lagu reggae sendiri sarat akan muatan rastafari yaitu kebebasan, perdamaian, keindahan alam, dan gaya hidup yang bohemian.

Riwayat Hidup

Rendah Hati Cara Terbaik Menyikapi Diri Sendiri

Zhang Weiyan adalah seorang pria dari daerah Jiangyin di masa Dinasti Ming (1368 – 1644 SM). Ia adalah seorang yang senang belajar dan sangat berbakat dalam menulis puisi dan prosa. Sebenarnya, ia memiliki reputasi yang baik di antara sastrawan dan pelajar pada masanya. Namun, ia tidak lulus ujian dinas perdata tingkat provinsi saat ia mengikuti ujian yang pertama kali di Nanjing. Ketika ia tidak menemukan namanya dalam daftar kelulusan, ia menumpahkan kemarahannya dan berteriak bahwa si pemeriksa pasti telah buta. 

Seorang Taois yang berdiri di dekatnya dengan sebuah senyum memperhatikan tingkah Zhang Weiyan. Zhang lalu melampiaskan kemarahannya kepada Sang Taois. Sang Taois berkata, “Artikel yang anda tulis dalam ujian pastilah buruk.” Zhang menjadi makin marah. Ia berteriak pada Sang Taois, “Kamu bahkan belum melihat artikelku. Bagaimana bisa kamu tahu kalau buruk?” Sang Taois menjawab, “Saya mendengar bahwa seseorang harus memiliki hati yang tenang untuk menulis sebuah artikel yang baik. Sekarang saya melihat Anda memaki-maki si pemeriksa dan mengeluh terus, ini jelas Anda dipenuhi dengan kemarahan. Bagaimana Anda dapat menulis sebuah artikel yang baik?”

Zhang Weiyan segera menyadari, apa yang dikatakan Sang Taois itu benar, maka dengan rendah hati ia meminta saran. Sang Taois berkata, “Berhasil tidaknya Anda menempuh ujian bukan ditentukan dari nasib Anda. Anda harus mengubah diri sendiri.” Lantas, Zhang bertanya, “Jika tidak ditentukan oleh nasib, bagaimana mungkin saya mengubah nasib?” Sang Taois pun menjawab, “Surga yang menciptakan hidup Anda, namun Anda yang menentukan nasib Anda dengan amal perbuatan Anda. Selama Anda berusaha semaksimal mungkin berbuat baik mengumpulkan kebijakan, keberuntungan apa yang tidak akan Anda dapat?” 

Belum juga memahami perkataan Sang Taois. Zhang Weiyan bertanya, “Saya adalah seorang berpendidikan yang miskin. Saya tidak memiliki kemampuan dalam hal keuangan untuk melakukan kegiatan amal.” 

Sang Taois berkata, “Melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan kebijakan keduanya datang dari hati Anda. Selama Anda secara konsekuen melabuhkan harapan ini di dalam hati Anda untuk melakukan perbuatan baik dan mengumpulkan kebijakan, Anda sedang mengumpulkan kebijakan yang tak terhingga. Marilah mengambil kerendahan hati sebagai contoh. Tidak akan merugikan Anda untuk menjadi rendah hati. Mengapa Anda tidak memeriksa diri sendiri untuk melihat apakah Anda telah cukup belajar? Mengapa Anda tidak belajar dari pengalaman ini? Sebaliknya mengapa Anda menuduh si pemeriksa berlaku tidak adil?”

Setelah percakapan dengan Sang Taois, Zhang Weiyan mulai menyingkirkan kesombongannya selama ini. Ia pun lebih berhati-hati setiap saat agar tidak lagi tersesat. Ia berusaha keras untuk mengkultivasi kebaikannya dan melakukan perbuatan baik setiap hari.

Tiga tahun kemudian, Zhang Weiyan bermimpi pergi ke sebuah rumah yang berlokasi di dataran tinggi. Ia melihat sebuah buku yang menuliskan nama-nama orang yang telah lulus ujian dinas perdata. Namun terdapat banyak baris kosong tanpa nama. Ia tidak mengerti mengapa baris-baris itu kosong, maka ia bertanya pada seorang lelaki di dekatnya, “Apa ini?” Lelaki itu menjawab, “Seluruh peserta ujian dievaluasi setiap tiga tahun. Hanya peserta ujian yang telah mengumpulkan banyak kebijakan dan tidak melakukan kesalahan moral akan ditambahkan ke dalam buku ini. Seluruh baris kosong ini ditujukan pada semua orang yang sebenarnya lulus ujian dinas perdata. Namun, mereka akhir-akhir ini melakukan dosa. Konsekuensinya, nama-nama mereka kemudian dihapus dalam buku ini.” Kemudian lelaki tersebut menunjuk pada satu baris kosong, “Selama tiga tahun ini, Anda telah berhati-hati tidak melakukan dosa apapun. Mungkin inilah waktunya untuk mengisi baris kosong dengan nama Anda. Saya harap Anda akan menghargai apa yang telah Anda peroleh dan tidak lagi berbuat kesalahan!”

Zhang Weiyan sungguh-sungguh telah lulus ujian dinas perdata tahun itu di urutan ke 105. Ujian dinas perdata selalu diadakan setiap tiga tahun sekali di Tiongkok.